High School Damn Memories

Ini adalah buku pertama gue. Meskipun masih self-publishing dan terkesan belum maksimal, tapi gue sudah cukup bersyukur telah menghasilkan karya sebesar ini. Jika ingin membacanya, silahkan hubungi saya, dan pesan bukunya sekarang juga!

Muhammad Zopi CP17 the Close-Up Illusionist

Salah satu hobi terbesar gue adalah sulap. Gue menguasai hampir semua jenis aliran sulap, tapi lebih fokus di Close-Up Illusion atau ilusi jarak dekat. Silahkan lihat artikel dan video aksi sulap gue di sini!

Islam Aswaja NU

Organisasi Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama. NU terkenal dengan amalan sunnah-sunnahnya yang sangat banyak. Dan alhamdulillah, gue juga salah satu dari jutaan pengikut NU. Sedikit info mengenai NU bisa lo baca di sini!

Tuesday, August 27, 2013

Spesies-spesies Yang Hinggap di Facebook

Hai kancuters! Udah lama banget nih gue gak nulis di blog. Kemaren gue buka blog gue ini, eh busyet, udah berdebu sodara-sodara! Sayang banget kan kalau ditelantarin begitu aja. Mau gue jual di Toko Bagus juga palingan laku ceban doang. Nah akhirnya gue bersihin aja deh debu-debunya. Dan setelah blog ini gue sapu dan gue pel juga pakai Superpel, gue pun jadi terbesit buat nulis lagi deh.

Oke hentikan omong kosong itu sekarang juga. Jadi, yang akan gue tulis kali ini adalah soal Facebook. Bukan mempergunjingakan si Facebook-nya, tapi gue mau mempergunjingkan pengguna-penggunanya. Lo pasti menyadari akan satu hal, bahwa ada bermacam-macam tipe pengguna Facebook di dunia ini, khususnya di Indonesia. Dan apa aja macam-macam pengguna Facebook tersebut? Dan apa aja yang mereka lakukan di Facebook? Berikut pencerahan dari gue.

Pada dasarnya pengguna Facebook dibagi menjadi dua, yaitu Pengguna Terang-terangan dan Pengguna Sembunyi-sembunyi. “Busyet kayak dakwahnya Rasulullah SAW aja Zop, ada sembunyi-sembunyi ama terang-terangan.” Iya ya, baru nyadar gue. Gak papa lah. Ya, pokoknya itu pembagiannya. Penjelasannya sebagai berikut.

1.      1. Pengguna Terang-terangan

Berdasarkan penjelasan dari Prof. Dr. Ir. KH M. Shofiyullah, MBA, MTQ, MDA, TPQ, “Itu lo Zop?” Bukan. “Kok namanya sama?” Udah diem aja sih lo berisik! Nah berdasarkan pernyataan beliau, Pengguna Terang-terangan adalah spesies yang secara aktif melakukan aktivitas di Facebook, dan dia dengan sengaja memperlihatkan aktivitasnya  ke pengguna Facebook lain dengan tujuan cara dan tujuan tertentu. Ciri-cirinya adalah: jika dia online, maka dia nyalakan lampu ijo tanda online di chatlist; setting privacy status-statusnya adalah public atau friend; rata-rata banyaknya update status dalam sehari adalah sekali sampai tak terhingga; komen dan like activity orang lain suka-suka tanpa pandang bulu.

Pengguna Terang-terangan dibagi lagi menjadi:
a.       Tukang update
Nah, si Tukang Update ini bakalan update 5 sampai tak terhingga dalam sehari. Semakin banyak status yang diupdate, semakin gak jelas pula statusnya. Semacam, “Aduh gimana ini? Aku takut.”, “Ngerasa gimana gitu.”, “Mboh lah sekarepmu!” dan sebagainya. Jadi dia gak jelas sebenernya lagi ngomongin apaan. Ada juga yang statusnya gini, dia nulis status apa gitu bla bla bla, dan kemudian pasti diakhiri dengan *jedotin pala ke tembok*, *ambil HP dan masuk ke WC*, *lepas celana dan terjung ke jurang*, dan sebagainya. Nah makin gila kan? Contoh dari spesies ini adalah temen gue yang berpanggilan Tewol alias Tamu Harap Lapor.

b.      Tukang share
Nah kalau yang ini lebih heboh lagi nih. Intensitas sharingnya lebih kurang sama lah kayak intensitas nyetatusnya si Tukang Update. Dan yang biasa dia share adalah kata-kata mutiara dari public figure dan semacamnya. Contoh share-sharean yang paling sering nongol di beranda gue adalah kata-katanya Dirwas Tiri Leyi sama Moria Tugeh. Itu paling sering banget tuh. Padahal kata-katanya cuma, “Ingatlah bahwa kebaikan ibu tidak terbalaskan, maka dari tidak perlu kalian balas,” dan sejenisnya. Oke kalau yang barusan ini kata-kata sesat, jangan dibaca.
Ada juga yang sukanya ngeshare konten-konten islami, yang kayak gini juga banyak banget nih. “Lhah bagus dong Zop?” Iya bagus. Cuma masalahnya terkadang mereka gak pahami dan filter dulu apa yang mau mereka share. Dan yang lebih bermasalah lagi, kadang mereka jadi lebih percaya ajaran share-sharean Facebook, daripada ajaran Kyai-kyainya.
Ada juga yang sukanya ngeshare berita-berita politik dan semacamnya. Ini gak begitu banyak tapi ada. Kayak temen gue si Rodif. Biasanya orang kayak gini dalam 20 tahun ke depan bakalan nyalonin jadi presiden. Paling gak ketua RW lah.

c.       Tukang upload
Pasti lo bakalan ngebayangin kalau spesies ini adalah para alayer-alayer. Anda benar! Tapi tidak 100% benar. Memang tukang upload mayoritas didominasi para alayers, dimana mereka akan upload foto 3 sampai tak terhingga setiap harinya. Fotonya ada bermacam-macam. Ada foto dirinya yang kadang dibagi-bagi 4 kayak martabak, ada yang fotoin makanan, dsb. Gue jadi bingung, sekarang orang mau makan bukannya doa malah moto-motoin makanannya. Gue jadi terbesit buat moto kotoran gue sebagai tandinan mereka dah.
Nah selain alayers, ada juga pedagang. Si pedagang ini juga sering ngupload foto. Contohnya si Ayu. Dia upload foto sering banget tuh, terus temen-temen yang bahkan kadang gak dia kenal, dia tagin segala. Apalagi kalau menjelang lebaran, kemampuan menguploadnya bisa meningakt 700 kali lipat sodara-sodara! Ramadlan kemaren gue pernah ditag di foto produk yang dijual si Ayu. Kalau gak salah foto kutang elastis unisex.

d.      Tukang invite
Ini spesies entah saking nganggurnya atau gimana, kerjaannya maen game mulu. Dan mungkin karena takut maen sendiri, akhirnya dia memutuskan untuk invite temen-temennya buat nemenin dia maen game juga. Invinte-an yang paling santer adalah Criminal Case, Candy Crush, Tetris Battle, dan Gobak Sodor. Contoh dari spesies ini adalah Nadia.

2.       2. Pengguna Sembunyi-sembunyi

Si pengguna Facebook yang sembunyi-sembunyi adalah spesies yang sangat mengerikan. Pergerakan dia gak akan bisa lo deteksi. Dia bergerak dengan kesunyian, memantau lo dari belakang, dan ketika lo lengah, dia akan menerkam, mencabik-cabik, dan memakan lo hidup-hidup!!! “Busyet itu pengguna Facebook apa beruang Zop?!” Hahahaha dua-duanya mungkin. Nah, ciri-ciri dari spesies ini adalah: jika online, dia matikan lampu ijo di chatlist; dia jarang update status atau upload foto, bahkan ketika ditag orang, bakalan dia remove; privacy pada umumnya adalah friend atau tagged only, bahkan tidak jarang yang sampai only me; hanya ngelike dan ngomen activity orang yang menurutnya pantas dijadiin mangsa.

Pengguna Sembunyi-sembunyi dibagi menjadi:
a.       Tukang like
Ini ngeri banget sumpah. Lo update status, tahu-tahu ada yang ngelike, padahal di chatlist si liker tersebut gak online, kan ngeri tuh! Jadi mereka semacam makhluk halus yang bisa tahu activity lo, sementara lo gak tahu activity mereka. Ngeri kan?! Dan tukang like ini dibagi lagi menjadi 2 kategori, yaitu tukang like harian sama tukang like borongan. Bedanya, kalau tukang like harian, begitu lo update status, tahu-tahu entah dari mana datangnya spesies ini bakalan ngelike status lo. Dan hebatnya, setiap lo update status, pasti dia langsung ngelike dalam sepersekian mikro detik. Contoh dari spesies ini adalah Amri.
Dan yang kategori tukang like borongan lebih freak lagi. Mungkin karena dia jarang ke warnet atau gimana, dia bakalan ngelike-in status lo secara borongan. Pertama lo update status fine-fine aja nih gak ada apa-apa. Besoknya lo update status lagi, tetep aman. Besoknya lagi lo update status dan masih belum ada bahaya yang mengancam. Dan begitu seminggu, tahu-tahu ada puluhan notifications yang isinya spesies ini ngelike-in semua status lo yang belum dia like. GILA!!! Itu bener-bener bikin merinding! Semacam ngasih pesan secara diam-diam ke lo bahwa ada yang mengancam kehidupan lo. Ngeri.

b.      Tukang seperlunya
Spesies ini sebenarnya layaknya manusia normal, tapi dia bergerak secara sembunyi-sembunyi. Dia jarang update status, tapi beberapa kali ngelike dan ngomenin status orang. Tapi tetep aja, secara diam-diam alias sembunyi-sembunyi, dan hanya seperlunya saja. Gak jarang juga ngechat lo padahal dalam keadaan offline. Jadi gue kayak semacam ngobrol sama mayat gitu, mati, tapi masih nyambung sama yang lo omongin. Contoh dari spesies ini adalah Atika.

c.       Tukang nyecroll
Kalau spesies ini, gimana ya ngomongnya, gue jadi gak enak, hmmm gini, jadi spesies Tukang Nyecroll ini adalah spesies yang nganggurnya tidak ada duanya. Dia hanya lihatin homepage Facebook, discrollin naik turun ke atas dan ke bawah, ke utara dan ke selatan, tanpa melakukan apa pun. Dia cuma baca status dan lihati foto orang, tanpa melakukan apa-apa. Kalau gue bilang, spesies ini agak psycho sih.


Oke jadi itulah pembagian spesies-spesies yang ada di Facebook sodara-sodara. Sekian bualan omong kosong dari gue. Kalau ada yang ingin menanggapi, menambahkan, atau menghina gue, silahkan tulis aja di komentar pos ini. Oke gue permisi dulu… “Bentar bentar Zop! Kalau lo sendiri termasuk spesies yang mana? Lo ngapain aja kalau buka Facebook?” Gue paling suka lihatin hompage bolak-balik dari atas ke bawah.

Oke sekian. Dan wassalamu’alaikum!

Sunday, May 5, 2013

Richard Marx - Right Here Waiting (Fingerstyle Guitar Cover)

Setelah kemaren-kemaren gue bikin gambar yang gue kasih judul Right Here Waiting, sekarang giliran gue pos video Fingerstyle Guitar Cover-nya. Belum begitu bagus emang, maklum gue masih amatiran, tapi udah cukup puas lah. Dan kata seorang temen cewek, di video ini gue kelihatan ngganteng :3 "Cuma keliatan Zop. Aslinya tah gak ganteng." Lo diem kenapa?! Orang lagi tersanjung juga. Lo ngiri karena gak pernah dibikin tersanjung ama orang?! Ntar gue bikin lo tersayang ama cinta fitri sekalian! "Ngomong apa sih lo Zop? -____- " 

Oke lah daripada gue gondok ngobrol ama orang nyebelin ini, mending langsung aja kita saksikan video yang ada gue kelihatan nggantengnya. Selamat muntah!!!

Sunday, April 28, 2013

Richard Jones - Greensleeves (Fingerstyle Guitar Cover)

Lagi-lagi ting tang ting tong gak jelas dengan muka yang lagi-lagi gak jelas. Oke gak usah pada protes! Langsung aja saksikan video fingerstyle cover gue yang kedua!



Kalau lo pengen kasih jempol kaki, pengen nyemooh gue, langsung aja salurkan aspirasi lo di sini http://www.youtube.com/watch?feature=endscreen&NR=1&v=XB9YYJxyk10

Oke,gue tunggu umpatannya!

Monday, April 15, 2013

Right Here Waiting

Tak banyak cing-cong. Gue juga lupa kenapa gue nggambar gambar ini. Tahu-tahu pengen aja nggambar cewek yang lagi sendirian gini, sedangkan di sekitarnya para ada cewek-cewek yang sudah memiliki cowok di sampingnya. Hiks hiks, kasihan bener cewek ini. "Gue tahu Zop, kenapa lo ngegambarnya cewek sendirian gitu." Kenapa emang? "Soalnya kalau gambarnya cowok, itu berarti lo ngegambar keadaan diri lo sendiri. Wkwkwkwk." Berisik!!!

Oke dah silahkan lihat aja corat-coret gak jelas gue yang satu ini. Judul Right Here Waiting, kayaknya hanya karena gue sekarang lagi latihan fingerstyle cover lagu itu. Ya itu doang alasannya. Udah, selamat melototin gambar gak jelas gue.


Saturday, April 13, 2013

The Beatles - Yesterday (Fingertyle Guitar Cover)

Video fingerstyle guitar cover pertama gue. Gak bagus sih, tapi gak jelek-jelek amat juga. Sebenernya ya jelek sih, tapi ya lumayan bagus juga. "Gimana sih, Zop? Gak percaya diri banget!" Oke oke deh, daripada lihat gue galau gini, mending langsung aja lo saksikan videonya di bawah ini!



Buka juga link youtube-nya http://www.youtube.com/watch?v=ORIGYMHv170 , biar lo bisa hit thumb up (middle up), ninggalin komentar (cacian), dan juga ngeshare video mulia (hina) ini. Ma'aciiihhhhh...

Thursday, March 21, 2013

Lagu "Simbole NU"



Lagu "Simbole NU (Simbolnya NU)". Lagu ini selalu gue nyanyiin waktu dulu gue sekolah di RA Muslimat NU Pakisputih, Kedungwuni, Kab. Pekalongan. Lagu ini benar-benar selalu tertanam dalam otak gue, dan Alhamdulillah gak pernah lupa. Namun, sepertinya sekarang banyak temen2 Nahdliyin yang sudah mulai lupa atau bahkan gak tahu lagu ini. Ayo kita pelajari lagi arti simbol NU lewat lagu "SIMBOLE NU" ini!


صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ
صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ
تَوَ سَـلْنَا بِـبِـسْـمِ اللّهِ وَبِالْـهَادِى رَسُـوْلِ اللهِ
وَ كُــلِّ مُجَـا هِـدِ لِلّهِ بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ اَللهُ

Simbole NU gambare jagat
Jobone jagat tali kang kuat
Jobone tali lintange songo
Sing ngisor papat sing ndhuwur limo

Artine jagat ngemod menungso
Kabeh golongan lan kabeh bongso
Artine tali Qur'an mukjizat
Kanggo noto ndunyo akhirat

Artine lintang sing ndhuwur tali
Nabi Muhammad pimpinan nabi
Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali
Iku kabeh shohabat Nabi

Artine lintang sing ngisor tali
Madzhab papat ora keno lali
Imam Syafi'i, Imam Hanafi
Imam Maliki, Imam Hanbali


--> Versi Bahasa Indonesianya

صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ
صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ
تَوَ سَـلْنَا بِـبِـسْـمِ اللّهِ وَبِالْـهَادِى رَسُـوْلِ اللهِ
وَ كُــلِّ مُجَـا هِـدِ لِلّهِ بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Simbolnya NU gambarnya jagat
Luarnya jagat tali yang kuat
Luarnya tali sembilan bintangnya
Yang bawah empat yang atas lima

Artinya jagat meluk manusia
Semua golongan dan semua bangsa
Artinya tali Qur'an mukjizat
Untuk menata dunia akhirat

Artinya bintang yang atas tali
Nabi Muhammad pimpinan Nabi
Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali
Itu semua shohabat Nabi

Artinya bintang yang bawah tali
Empat madzhab yang mendasari
Imam Syafi'i, Imam Hanafi
Imam Maliki, Imam Hanbali


Semoga bermanfaat.


Wednesday, March 13, 2013

STAN Bersholawat 2013




“Kami bukan sekedar mahasiswa yang siap mengabdi pada Negara melalui Kementerian Keuangan, tetapi kami juga berharap dapat mengabdi kepada Negara melalui Nahdlatul Ulama.” Demikian lah penuturan Khoirul Anwar, ketua Ikatan Mahasiswa Nahdliyin (IMAN) STAN.

Sudah bukan rahasia lagi jika Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) handal dalam menghasilkan bibit-bibit unggul, untuk ditempatkan sebagai pegawai negeri di lingkungan Kementerian Keuangan. Untuk menghasilkan pegawai negeri yang juga memegang teguh nilai-nilai ke-Islam-an Ahlussunnah wal Jama’ah, itulah tujuan didirikannya IMAN STAN.

IMAN resmi lahir sebagai organisasi pada tanggal 22 Juni 1991. Ratusan alumninya kini telah tersebar di berbagai instansi Pemerintah, seperti BPK, BPKP, dan instansi-instansi di bawah Kementerian Keuangan. IMAN selalu mengedepankan toleransi dan tenggang rasa demi kerukunan antar mahasiswa di tengah hiruk-pikuk paham-paham lain di kampus STAN. Tidak hanya sebagai wadah silaturrahim mahasiswa, IMAN juga berinteraksi dan “srawung” dengan masyarakat sekitar dalam mengadakan kegiatan-kegiatannya.

Sebagai wujud interaksi IMAN dengan masyarakat tersebut, dalam waktu dekat ini IMAN akan mengadakan peringatan Maulid Nabi dengan membawa judul “STAN Bersholawat 2013”. Sebagai wujud “srawung”, rencananya acara ini tidak hanya dibuka untuk kalangan mahasiswa, tetapi juga untuk masyarakat umum.

“Kegiatan yang bertemakan ‘Sholawat atas Nabi, Keberkahan untuk Negeri’ ini Bukan hanya sebagai wujud cinta kami kepada Nabi Muhammad SAW, tapi juga sebagai wujud pengabdian kami kepada masyarakat dan Negeri ini, mengingat jama’ah diharapkan tidak hanya dari mahasiswa STAN tetapi juga dari masyarakat sekitar.” Kata Mohamad Firman, Ketua Pelaksana Panitia STAN Bersholawat 2013.

Kegiatan ini akan diadakan di halaman Gedung Student Center Kampus STAN, Bintaro Sektor 5, Tangerang Selatan, pada tanggal 16 Maret 2013, dari jam 20.00 WIB sampai selesai. Insya Allah akan dihadiri Habib Ahmad bin Novel bin Jindan,  Habib Alwi bin Syahab dari Ciledug, Tangerang, Sekjen PBNU KH Marsudi Syuhud, serta ‘ulama-‘ulama sekitar.

“Harapan kami, STAN Bersholawat 2013 ini dapat membuat masyarakat semakin mengenal dan mampu meneladani sifat dan kepribadian Rasulullah SAW. Dan tentu saja bagi kami sendiri sebagai calon pegawai negeri, semoga sifat-sifat dan kepribadian Rasulullah SAW tersebut dapat kami teladani bahkan ketika di lingkungan kerja nanti.” Pungkas Ketua Pelaksana.

M. Shofiyullah


Dan ternyata artikel ini juga udah dipost di tempat lain:
Fanspage "Dukung NU mendirikan TV NU Nusantara": STAN BERSHOLAWAT 2013

Monday, March 4, 2013

Alasan Kenapa Sebaiknya Tidak Pacaran Lama-lama



Jreng jreng jreng!!! Keren banget gak judulnya? Sangat fenomenal sodara-sodara. Gue yakin ada di antara lo semua yang kaget ketika baca judul artikel ini. Pasti lo udah mikir “Hah?! Si Zopi gila atau apa?! Mulai ngajarin yang gak bener ini anak! Nyuruh gue putusin pacar gue?!” Pasti ada yang mikir gitu kan? “Iya lah Zop! Gue juga kaget ini! Maksud lo apa-apaan sih?!” Tuh kan belum apa-apa udah ada orang gila yang asal nyolot, padahal dia jomblo tuh sodara-sodara. “Sial lo Zop!”

Oke oke. Jadi gue nulis ini, karena tadi di kelas ada temen gue yang nanyain ke gue gini, “Mas, jadi beneran udah resmi putus sama mbak ***? Kenapa mas? Sayang banget lho.” Nah meskipun tadi udah gue jawab langsung, tapi gue tulis juga lah di sini sambil ngeramein blog gue. Sebenernya kalau ada yang mikir di artikel ini gue suruh lo putusin pacar, maksud gue ya gak gitu juga. Sebenernya artikel ini ditujukan bagi lo yang emang udah bosen sama pacar lo tapi bingung mau mutusin pacar lo atau gak, dengan alasan “Gue kan baru pacaran 2 bulan, masa langsung putus?! Sayang amat!”. Dan juga ditujukan untuk anak-anak muda yang LAGI-LAGI putus sama pacarnya, dan pengen cari ketenangan jiwa. “Itu tah lo berarti Zop.” Berisik! Nah, untuk orang-orang tadi, gue punya alasan-alasan kenapa lo gak perlu pacaran lama-lama kalau mau putus. Ini dia!

1. Satuan Hitung Dalam Pacaran Itu Bukan Waktu

Dalam pacaran, waktu gak bisa dijadikan sebagai patokan. Penjelasan simpelnya kayak gini anak muda:
Misal dalam suatu hubungan asmara yang baru kemaren sore, eh tetiba lo ngerasa udah gak sayang sama pacar lo itu. Nah, kalau lo udah gak sayang, ya gak sayang aja. Selesai. Tamat. The End. Wassalamu’alaikum.

“Tapi Zop, emang mungkin apa orang secepet itu kehilangan perasaannya sama pacar? Bagaimana kalo kita yang salah?” Ya bisa aja. Tapi sebenernya bisa aja perasaan sayang lo yang salah. Maksudnya, mungkin waktu mulai pacaran, sebenernya lo cuma kebawa perasaan doang. Biasa ngerasa nyaman, eh ternyata itu bukan sayang yang beneran.

Gini lho, banyak yang percaya cinta pada pandangan pertama dan mendadak itu ada. Tapi kenapa lo susah banget percaya kalo ilfil dan gak sayang mendadak juga bisa?

2. PDKT Aja Cepet

PDKT, merupakan fase tahap awal dalam menjalin hubungan dengan kekasih. TSAAHHHH. Di era 90an, sebelum ada SMS, BBM, Facebook, dan twitter, para kaula muda membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melangsungkan pendekatan. Ya maklum, dulu kalau gak bisa ketemu langsung, mereka PDKT cuma pakai surat. Lo di jakarta, pacar lo di Pekalongan, lo surat-suratan pakai merpati biar kelihatan romantis. Lo kirim surat hari Minggu, sampai ke pacar lo Sabtu malem abis Isya’. Itu masih mending. Bisa aja lo kirim pakai merpati dari Jakarta ke Pekalongan, dan merpati lo diketapel orang di Indramayu. Merpatinya dibakar, suratnya dibaca yang ngetapel. Mampus lo.

Nah, sekarang jaman sudah berubah. Mau menyampaikan pesan ke doi, tinggal SMS atau BBM. Atau SMS aja deh untuk pemuda kayak gue yang gak punya BB. Mau ngetes seberapa tertariknya doi kepada lo? Tinggal bikin status di Facebook atau ngetwit “no mention” di Twitter, selesai deh. Yang penting pastikan status atau twit lo itu sedikit menggelitik. Kalau doi merespon, berarti doi ada rasa. Nah, kalau lo PDKT-nya aja bisa cepet, ngapain pacaran lama-lama? Nothing to lose juga gitu. Usahanya juga minim kan.

3. Pacaran Itu Boros

Alasan klasik sih. Tapi, coba lo timbang-timbang lagi. Kalo lo itung-itung, kalo lo ngumpulin semua uang yang lo pake buat pacaran, lo udah bisa beli apa sekarang? Beli apa? BELI APA HAH?! Benar, lo bisa beli pesawat terbang! BEUUHHH!!! Gak gitu juga deng. Tapi pasti bisa lo pakai untuk sesuatu yang lebih manfaat lah.

Memang tarif dalam pacaran itu berbeda-beda. Ongkos bensin bergantung pada jarak tempuh lo untuk menemui pacar lo. Kalau lo pacaran sekampus, berarti gak ada ongkos bensin, tapi ada ongkos es teh manis kalau lo capek waktu ke kosnya. Duit makan bergantung pada di mana lo dan pacar lo akan makan, dan sebagainya. Tapi, bagaimanapun cara lo mengakali pengeluaran duit ini seirit mungkin, lo tetep aja ngeluarin duit. Jangan salah, sekarang bukan hanya cowok-cowok yg harus bayar bensin dan makan. Cewek-cewek juga banyak yang sering nyamperin cowoknya dan maksa bayarin makan. Sekali-sekali sih. Atau gak pernah. Ya gitu lah pokoknya.

Coba lo sekali-kali bikin catatan kas pacaran. Berapa uang yang lo keluarkan dalam rangka pacaran dalam setiap bulannya. Siap-siap kaget ya. (Bocoran: kalo duitnya lo tabung, mungkin sekarang lo beneran udah bisa kredit pesawat terbang. Paling gak kredit motor lah.)

4. Masih Banyak Ikan di Laut

Banyak pengusaha sukses berkata bahwa cara menuju kesuksesan adalah dengan menjadi pribadi yang tidak pernah puas. Lo ingin sukses dalam hubungan percintaanmu? Janganlah pernah puas! HIYAHAHAHAHA. Iblis banget kata-kata gue.

Coba ingat kembali perasaan-perasaan yang muncul ketika lo baru mendekati pacar lo. Manis manja, memang. Kabar baiknya untuk lo, lo selalu bisa mengulang perasaan itu dengan cara cari pacar lagi. Jangan mau terjebak pada satu pasangan saja. Berpetualanglah dan sadari bahwa ternyata memang benar, masih banyak ikan di laut. Gak usah mikir, “ah seneng ya kemaren waktu masih pacaran sama dia.” Karena ketika lo punya pacar baru, lo bakalan ngerasain kesenengan yang sama juga. Bahkan bisa lebih.


Jadi, kapan nih lo mau putus? Gue udah siap-siap nadahin yang ceweknya.



inspired from malesbanget.com

Monday, February 18, 2013

Siang di Seberang Istana-istana


Belum lama ini gue liburan UAS semester 5, dan tentu saja gue pulang kampung ke Pekalongan. Dan kebetulan gue sempet jalan-jalan ke pusat kota. Di sana gue lihat pemandangan yang biasa. Ya pemandangan biasa yang sangat biasa. Dan seperti biasanya lagi, saya merasa sedih melihatnya. Ya, hanya bisa merasa sedih seperti biasanya. "Sebenernya apa sih yang lo lihat, Zop?" Gue lihat seorang bapak-bapak duduk lesuh di pinggiran alun-alun kota. Beliau adalah seorang tukang sol dan semir sepatu, kawan. Beliau duduk, bengong melompong, melihat orang-orang yang tertawa bahagia sambil turun dari mobil-mobilnya, dan hendak masuk ke mall dan toko-toko mewah di sekitar sana. Beliau melihat mereka, tapi terlihat jika pikirannya entah lagi dimana. Ya, sekali lagi gue cuma bisa merasa sedih dan iba. Tanpa bisa membantu apa-apa.

Dan kemaren, hari Rabu, gue kuliah Audit Keuangan Sektor Pemerintah untuk pertama kali. Namun seperti kuliah mata kuliah yang lainnya, ya seperti biasa, gue gak dengerin apa yang dosen gue omongin. Seperti biasanya gue cuma corat-coret gak pasti. Dan saat itu, entah kenapa gue jadi teringat Bapak tukang sol-semir yang di Pekalongan tadi. Dan akhirnya gue ambil selembar isi binder kosong, dan gue bikin lah gambar ini.

Gambar ini gue kasih judul "Siang di Seberang Istana-istana". Dan gue kasih puisi, yang gue ambil dan gue edit dari lagunya Bang Iwan Fals yang berjudul Siang Seberang Istana. Ya, intinya ini adalah sebuah bentuk rasa sedih gue melihat Bapak sol-semir tadi. Memang hanya ini yang bisa lakuin. Setidaknya untuk saat ini. Semoga suatu saat nanti, gue bisa memberi sesuatu yang lebih berarti bagi beliau dan saudara-saudara senasib. Dan semoga beliau-beliau ini berhak diangkat derajatnya oleh Allah SWT, baik di dunia maupun akhirat. Amin ya Robbal 'alamin.


"SIANG DI SEBERANG ISTAN-ISTANA"

Seorang tua bertubuh dekil
Terbengong memangku tangan
Tertabur debu jalanan

Sebotol air bersebelah berdiri
Kawan setia sehabis bekerja
Siang di seberang istana-istana

Kotak sol semir yang sama dekil
Benteng rapuh dari lapar memanggil
Gardu dan mata para penjaga
Saksi nyata yang sudah terbiasa

Sombong melangkah istana yang megah
Seakan meludah di atas tubuh yang resah
Ribuan jerit di depan hidung dan matamu
Namun yang ku tahu, tak terasa mengganggu

Gema adzan Ashar sentuh telinga
Buyarkan bengong si tua siang tadi
Dia berdiri malas melangkahkan kaki
Diraihnya harapan digenggam tak dilepaskan lagi

Diambil dan diedit dari: Siang Seberang Istana, oleh Iwan Fals.

Tuesday, February 12, 2013

Tanya Jawab Seputar Gus Dur dan Keberagaman


Gong Xi Fa Cai, selamat tahun baru Imlek! “Yahhh Zop, lo telat amat hari gini baru ngucapin. Kan tahun baru Imleknya udah kelwat.” Iya maklum, gue kan orangnya sibuk. Lagian kalau gue baru ngucapi sekarang gak ada salahnya kan? Yang penting adalah ucapannya, bukan kapan ngucapinnya. Menurut gue sih.

Oke, ngomongin soal Imlek. Ya, tahun ini Imlek jatuh pada hari Minggu kemaren, tanggal 10 Februari. Nah kebetulan hari itu gue seharian berada di perjalanan dari kampung halaman menuju ke pinggiran Jakarta karena liburan semester 5 udah selesai. Jujur aja, gue lupa kalau hari itu adalah tahun baru Imlek. Begitu sampai kosan sorenya, gue cuma duduk bentar. Abis maghrib, gue langsung cabut karena udah janji mau ngajar les murid gue. Abis ngajar, belum sempet ngapa-ngapain, cuma sempet sholat isya doang, gue langsung diajak temen-temen IMAN (Ikatan Mahasiswa Nahdliyin) buat menghadiri peringatan Maulid Nabi di Bintaro sektor 9 dengan pembicara Bapak KH. Hasyim Muzadi waktu itu. Tentu saja gue gak pakai pikir panjang dan langsung nurutin ajakan itu. Baru lah sepulang dari sana gue sempet buka laptop, dan seperti biasa cuma buka Facebook dan Twitter. Tapi ada yang menarik di sana. Terutama di Twitter, banyak sekali twit yang berisi tentang “Gus Dur” dan “Imlek”. Oh ya benar, gue jadi inget bahwa guru kita, Gus Dur, pernah berjasa besar dalam memperjuangkan “publikasi” Imlek di Republik Indonesia ini. Nah dari melihat twit-twit itu lah, otak gue jadi terbesit buat bikin postingan yang berisi tanya-jawab tentang Gus Dur dan Imlek ini.

Tanya-jawab, gue sebagai penanya, dan tentu harus ada pihak yang menjawab dong. Dan gue pilih lah temen gue, Fransiskus Indra Pratama. Dia adalah temen gue yang juga kuliah di STAN, kita sama-sama pesulap, dan dia mempunyai garis keturunan Tionghoa. Nah cocok banget kan? Sebenernya sih banyak yang bilang kalau muka gue juga mirip Tionghoa, tapi masa iya gue yang nanya, gue juga yang jawab. Jadi aneh kan? “Lo ngomong gitu lagi gue mutilasi sumpah, Zop!” Hahahaha iya iya bercanda. Nah, berhubung si Indra gak keberatan dan bersedia untuk gue tanyain, langsung gue tanya-tanya ke dia. Dan kita simak tanya-jawab tersebut sekarang juga!


Gue:
“Oke ndra. Pertanyaan pertama. Apa arti Imlek beserta perayaannya bagi temen-temen Tionghoa?”

Indra:
“Imlek tuh perayaan tahun baru. Kan pas Imlek tepat tanggal 1 tahun Cina tuh. Ya kayak tahun baruan biasa. Kita keluarga besar kumpul-kumpul terus makan-makan.”


Hmmm jadi mirip tahun baru Hijriyah gitu kali ya? Kita kumpul berjamaah buat membaca doa-doa bersama dilanjut makan-makan buat tasyakuran gitu. Oke, next!


Gue:
“Oh ya, kira2 apa yang dirasain masyarakat Tionghoa ketika dulu perayaan Imlek sempet dilarang untuk dilakukan secara umum?”

Indra:
“Ya pastinya merasa didiskriminasikan, tertekan, dan marah lah.”

Gue:
“Iya pastinya ya? Nah itu kan gara-gara Inpres Nomor 14 Tahun 1967 kan ya? Sebagai warga RI yang juga keturunan Tionghoa, gimana tanggapan lo atas peraturan tersebut?”

Indra:
“Eh peraturan apaan itu? Gue kok gak tahu.”

Gue:
“Yaelah kok lo malah gak tahu tuh gimana? Itu peraturan yang isinya pembatasan perayaan masyarakat Tionghoa.”

Indra:
“Hahaha ya maklum. Gue kan hidup udah pada masa damai.”

Gue:
“Oke deh lanjut aja kalau gitu. Nah, Inpres tersebut dicabut oleh Gus Dur, kira-kira sosok seperti apakah Gus Dur ini bagi lo pribadi dan temen-temen Tionghoa?”

Indra:
"Gus Dur adalah sosok yang mau menerima dan menghargai perbedaan. Dan sosok yang sangat berjasa sehingga terbukanya kesempatan untuk mengekspresikan diri sebagai orang Tionghoa.”

Gue:
“Maaf nih, ndra. Sedikit keluar dari masalah Imlek. Gue pernah lihat sendiri di youtube bahwa Gus Dur mendukung Pak Ahok waktu nyalonin jadi gubernur Bangka Belitung tahun 2007. Tapi kemarin ada "beberapa golongan" Islam, yang seakan tidak setuju pencalonan Pak Ahok sebagai Cawagub DKI. Apa tanggapan lo mengenai hal ini?”

Indra:
“Mmmm kalo gue pribadi sih biasa-biasa aja. Gue ngeliat itu cuma isu untuk menarik dukungan pada pasangan yang lain. Toh ini negara indonesia, negara multikultural. Asal dia WNI maka dia dapat mencalonkan diri dong.”

Gue:
“Iya bener banget. Oh ya, ngomong-ngomong kalau pada waktu sekarang ini, maaf ya, masih ada gak hal-hal yang “berbau” diskriminasi bagi masyarakat Tionghoa?”

Indra:
“Oh ya menurut gue ada. Jadi gini ceritanya. Waktu nyokap gue mau bikin paspor kemaren, di situ disuruh nyertain surat keterangan sudah WNI, dan juga surat keterangan orang tuanya juga. Padahal dari lahir sudah di Indonesia.”

Gue:
“Maaf nih, ndra. Intinya nyokap lo "seolah dianggap" bukan WNI gitu?”

Indra:
“Gak ngerti dah. Emang susah sih kalo muka Cina. Wkwkwkwk. Pokoknya pas bikin paspor gitu lah, diminta surat keterangan WNI, terus surat sudah melepaskan kewarganegaraan Tionghoa nya engkong.”

Gue:
“Wah parah banget berarti ya. Oke pertanyaan terakhir nih. Waktu peringatan 1000 hari meninggalnya Gus Dur, di situ banyak hadir temen-temen Tionghoa, baik yang muslim maupun yang non muslim. Di sana Gus Mus menyuruh kami, orang NU dan pengikut Gus Dur, untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur atas temen-temen Tionghoa. Nah, kira-kira apa yang "masih" perlu kami lakukan buat melanjutkan perjuangan itu?”

Indra:
“Mmmm gue kan sebagai mahasiswa tingkat akhir di STAN, yang bentar lagi terjun di dunia birokrat. Gue sepintas ngeliat, orang-orang yang keturunan tuh seperti di nomer-dua-kan bahkan kalo perlu dipersulit ini itunya di dunia birokrasi. Gue sih berharap teman-teman dari NU mau membantu juga dalam menyamaratakan warga keturunan maupun warga asli.”

Gue:
“Oke thanks banget, ndra. Semoga bermanfaat bagi gue pribadi dan syukur-syukur manfaat juga bagi temen-temen yang laen. Sukses selalu.”

Indra:
“Oke sip sama-sama.”


Nah kisanak, jadi itu tadi sedikit tanya-jawab gue dengan temen gue mengenai Gus Dur dan Imlek. Nah tapi gue gak berhenti di sini. Soalnya kalau ngomongin tentang Gus Dur, tentu gak cuma Imlek yang kita bicarakan. Tapi juga seluruh keberagaman dan perbedaan yang selalu diperjuangkan oleh beliau. Nah maka dari itu gue minta tolong sama temen gue lagi, Amri, untuk menjadi penjawab dari pertanyaan-pertanyaan gue lainnya. Amri adalah temen sekelas gue sekarang, dia adalah seorang Kristian, tapi juga mengagumi sosok Gus Dur. Kalau lo masih inget, dia adalah temen yang dulu menanyakan ke gue kenapa gue mengucapkan selamat Natal ke dia, padahal gue adalah orang Islam. Oke langsung aja, kita simak tanya-jawab gue dengan Mas Amri ini.


Gue:
“Mas, mas kan kagum gitu sama Gus Dur, nah menurut mas, Gus Dur itu sosok yang gimana?”

Amri:
“Ya gak jauh beda dengan kabar pada umumnya. Menurut saya pribadi, Gus Dur itu sosok yg luar biasa. Benar-benar bapak pluralisme yg bisa dibilang pahlawan bagi kaum-kaum minoritas. Bahkan baru-baru ini beliau dapat anugerah "Legacies of Pluralisme, Diversity and Democracy' (Pusaka-pusaka Pluralisme, Kebhinnekaan, dan Demokrasi). Sungguh pencapaian yg luar biasa.

Gue:
“Wah mas sampai tahu segitunya. Hebat. Oke mas, kemaren kan kita baru saja diramaikan dengan perayaan Imlek. Dan kita tahu, Gus Dur berperan dalam mempublikasikan Imlek di Indonesia. Menurut mas, apa yang dirasakan temen-temen Tionghoa dengan adanya peran Gus Dur ini?”

Amri:
“Kalau ngomong perasaan masyarakat Tionghoa saya tidak tau “pasti”, mas. Karna saya sendiri bukan orang Tionghoa. Hahahaha. Namun, menurut terkaan saya, perasaan mereka  senang, gembira, dan bahagia. Mungkin kalau dulu tidak ada Gus Dur, jumlah penduduk Tionghoa yg ada di Indonesia sekarang, bisa dibilang tinggal hitungan jari saja.”

Gue:
“Hmmm oke lanjut. Sekarang gak lagi ngomongin Imlek. Sebagai umat Kristiani, yang mas rasakan ada gak peran nyata Gus Dur dalam membantu teman-teman Kristiani?”

Amri:
“Salah satu peran Gus Dur yang masih jelas dan masih terkenang-kenang dalam  ingatan  saya adalah dalam hal pembangunan rumah ibadah, mas. Dan ini saya alami sendiri. Sekedar sharing aja nih, mas. Dulu zaman pra Gus Dur, di daerah saya, untuk bangun rumah ibadah bagi kaum minoritas terbilang sulit, berbeda dengan kaum mayoritas. Saya tidak bermaksud menyalahkan agama apapun. Karna saya yakin tidak ada agama yg tidak baik. Namun, orang-orang yang menjalankannyalah yg terkadang “kurang baik”. Ya syukur pada Yang Maha Kuasa, setelah ada Gus Dur, pembangunan rumah ibadah di daerah sya lebih mudah atau tidak dipersulit seperti sebelumnya. Dan saya pernah dengar perkataan beberapa orang tua di daerah saya, kata mereka, Gus Dur pernah bilang, “kenapa kalau untuk bangun rumah ibadah kaum mayoritas itu mudah, tapi untuk kaum minoritas cenderung dipersulit”. Namun saya gak tau perkataan itu benar atau tidak diucapkan beliau, yang pasti perkataan itu sudah tidak asing lagi di daerah saya, mas.”

Gue:
“Wah ternyata mas ngerasain sendiri yang kayak gitu ya. Tapi syukur kalau sekarang udah gak gitu lagi. Oke pertanyaan berikutnya. Sebagai referensi dan pengetahuan saya, setahu mas, ada gak kegiatan-kegiatan yang dilakukan temen-temen non muslim yang merupakan wujud kagum dan rasa terima kasih kepada Gus Dur?”

Amri:
“Mungkin yang saya tahu dan sudah alami langsung  adalah gelar do’a bersama buat alamarhum. Kalau wujud langsung sebagai rasa terima kasih kepada almarhum saya kurang begitu tahu, mas. Namun, saya yakin itu “pasti ada”.  Lagi pula wujud terimakasih itu tidak selamanya berupa materi dan uang kan? Bisa aja dalam berupa penerimaan ajaran beliau. Contohnya, kalau di daerah saya itu, dulunya kaum  mayoritas dan minoritas itu tidak terlalu begitu kompak, mas. Tapi sekarang ini, semenjak ada beliau, hubungan antara kaum  mayoritas dan  minoritas itu dekat sekali. Contohnya, kalau ada teman Muslim yang melakukan pesta pernikahan, maka yg Kristen nya ikut membantu dan yg Muslim sangat menerima. Dan begitu juga sebaliknya. Padahal kita tahu, di daerah lain, maaf, jangankan mau membantu, tidak semua kaum mayoritas mau menyentuh piring tempat makan orang Kristen.”

Gue:
“Wah syukur banget berarti. Pertanyaan terakhir. Saya dan temen-temen lain sebagai NU dan pengikut Gus Dur, sudah sepantasnya meneruskan perjuangan beliau. Kira-kira ada masukan apa buat kami untuk secara nyata melanjutkan perjuangan Gus Dur tersebut?”

Amri:
“Harapan saya semoga NU dan pengikut Gus Dur “benar-benar” melanjutkan perjuangan almarhum. Artinya, pengikut NU dan Gus Dur itu harus sepaham dulu karna bisa aja kan mas kalau dalam internalisasi organisasi itu terdapat perbedaan pendapat. Namun ada baiknya perbedaan itu diminimalisir. Sukses selalu. Do’a kami di nadimu para pengikut NU.”

Gue:
“Oke terima kasih banget mas.”

Amri:
“Oh ya, kalau boleh Sedikit tambahan, mas. Contoh konkret ajaran Gus Dur yang bisa saya ambil dari peristiwa kemarin, banjir Jakarta, adalah Senang melihat anak bangsa bahu membahu menolong sesama. Batasan suku agama dan ras tidak terlihat lagi. Bahkan isu primordialisme dan isu-isu agama tidak muncul. Semua melayani sebuah kebenaran universal bahwa ajaran budaya dan agama mengarah pada kembalinya fitrah manusia itu sendiri. Ini yang harusnya ada pada saat bangsa ini dalam keadaan tenang. Semoga tidak hanya terjadi saat bencana saja. Kalau iya akhlak bangsa hanya baik saat ada “musuh bersama”, sayangnya bila itu yang menjadi realita, tanpa musuh bersama maka kawan akan berubah menjadi musuh. Ayo Bhinneka! Ayo Indonesia!”

Gue:
"Oke sip, mas! Sekali lagi terima kasih banget buat jawaban dan info-infonya. Semoga bermanfaat bagi saya pribadi, dan syukur-syukur bermanfaat juga bagi temen-temen yang lain. Sukses selalu, mas. Salam Indonesia!”


Ya, begitu lah tanya-jawab gue berikutnya dengan Amri. Dari dua percakapan tadi, agaknya banyak sekali info, pengetahuan, dan pesan-pesan yang harusnya dapat bermanfaat bagi kita semua.

Terakhir, gue nulis post ini gak semata-mata karena gue orang NU. Oke, memang gue orang NU dan pengikut Gus Dur, tapi gak cuma itu alasan gue nulis ini. Tapi juga untuk mengingatkan kembali bagi gue pribadi dan lo semua akan jasa-jasa Gus Dur kepada bangsa ini. Kita harus lanjutkan itu. Gak cuma kita yang NU saja, tetapi seluruh anak bangsa harus ikut melanjutkan perjuangan Gus Dur agar terciptanya Indonesia yang lebih baik. Indonesia lahir dari keberagaman, biarkan tetap hidup dalam keberagaman. Jangan paksakan keberagaman ini menjadi satu faham yang memaksa. Junjung tinggi keberagaman yang harmonis, yang bersahabat, seperti yang Gus Dur inginkan, seperti yang kita inginkan, dan seperti yang bangsa ini inginkan. Salam Indonesia!
Terima kasih, dan wassalam.

Tuesday, January 22, 2013

10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi


Jadi ceritanya kayak gini sodara-sodara. Kemaren-kemaren, habis pulang dari kampus, seperti biasa gue langsung nyalain laptop gue. Dan seperti biasa gue langsung buka Facebook dan Twitter. Dan SEPERTI BIASA PULA, gue cuma scroll-scroll ke bawah dan ke atas lihatin Timeline gak jelas. Tiba-tiba mata gue terpaku pada sebuah tweet milik Warta NU. Tweet tersebut berbunyi gini, “10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi …” Disertai pula dengan link yang terhubung ke pondoktremas.com. Yah di sana ada artikel yang membahas alasan pentingnya memperingati Maulid Nabi. Dan ternyata di bawah artikel itu tertulis sumbernya adalah dari NU Online yang juga telah di post di nu.or.id. Wah, gue jadi semakin tertarik buat membacanya, bung!

“Lhah ngapain lo sebegitu tertariknya dengan artikel itu, Zop? Bukanya memperingati Maulid Nabi udah jadi kewajiban kita sebagai umat Nabi? Ngapain butuh alasan?” Yahhh, gimana ya gue bilangnya. Lo yang berpikiran begitu berarti lo adalah ORANG NU, sama kayak gue, yang sudah sewajarnya memperingatinya. Tapi anak muda, banyak umat Islam di luar sana yang ENTAH KENAPA masih ragu atau BAHKAN gak mau memperingati Maulid Nabi. Yahhh, seperti biasanya, mereka berdalil kalau Maulid itu Bid’ah lah, gak ada dasar dalilnya lah, dan alasan-alasan gak jelas lainnya. Makanya ketika gue lihat post masalah alasan pentingnya Maulid ini, gue jadi sangat tertarik. Ya, gue pengen berbagi dan jelasin ke lo semua, kenapa kita WAJIB memperingati kelahiran junjungan kita, junjungan alam semesta, kekasih Allah SWT, Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW.

Oh ya, post ini sekalian buat menjawab pertanyaan adik kelas SMA gue. Sekitar 1-2 bulan yang lalu dia tanya ke gue masalah kenapa kita memperingati Maulid Nabi padahal gak ada dalil yang secara jelas menyuruh kita melakukannya. Ya, akhirnya dia ragu mau memperingati atau gak. Bahkan, dia ngasih lihat postingan orang siapa gitu, yang intinya dia nulis gini, “Masa orang Islam kok ngikut-ngikut agama lain? Kristen memperingati kelahiran Isa, kalian ikut-ikutan memperingati kelahiran Nabi Muhammad.” Intinya orang itu mengatakan bahwa kami, orang NU, yang suka memperingati Maulid, dikatakan meniru agama lain. Padahal sodara, orang yang ngepost itu orang Islam, ORANG ISLAM! Bener ya kata Gus Dur, jaman sekarang banyak orang yang hafal Al-Qur’an dan Hadits, tapi suka mengafirkan orang Islam lainnya. Yahhh, jujur gue emosi banget dikatain ngikut-ngikut agama lain.

Bulan maulid telah tiba. Lantunan barzanji, dhiba’, duror, dan puji-pujian kepada Rasulullah SAW menggema di setiap masjid dan musholla, bahkan lapangan. Para santri berlomba mendendangkan dengan lagu yang indah. Suara yang merdu  menambah khusyu’ hati kyai membayangkan kehadiran Kanjeng Nabi. Anak-anak kecil berkalung sarung cerah gembira menunggu jajanan yang sebentar lagi dihidangkan. Allahumma sholli wa sallim ‘alaihi. Ya Allah, cuma ngetik gini aja gue udah pengen netesin air mata. Ya, begitulah suasana maulid yang dimeriahkan umat muslim Nusantara semestinya. Bulan maulid adalah bulan suka-cita. Cerah sinarnya menyibakkan kegelapan yang menyelimuti umat manusia. Meski tradisi peringatan maulid telah berurat-akar di tanah air ini, entah kenapa sekarang banyak yang mulai bersuara gak jelas menyalahkan tradisi mulia ini. Oke, INI BUNG! Alasan kenapa kami, ORANG NU, memperingati kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW!

Dalam bukunya Kalimatun Hadi’atun fil Bid’ah, Kalimatun Hadi’atun fil Ihtifal bil Maulid, Kalimatun Hadi’atun fil Istighatsah, Dr. Oemar Abdullah Kamil, menerangkan beberapa hal yang berhubungan tentang peringatan maulid Rasulullah SAW. Ada Sepuluh alasan yang menjadikan pentingnya memperingati Maulid Nabi yaitu:

PERTAMA, bahwa Allah SWT memberkati dan mengagungkan hari dan tanah kelahiran para Nabi. Apalagi hari kelahiran Rasulullah SAW. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita sebagai umat Rasulullah memuliakan hari kelahirannya.  Hal ini berdasar pada kisah dalam sebuah hadits yang dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari jilid VII bahwa ketika dalam perjalanan Mi’raj, Rasulullah SAW diperintahkan malaikat Jibril sholat dua rokaat di Bethlehem. Setelah Rasulullah SAW selesai sholat, Jibril lalu bertanya “apakah kamu tahu di mana kamu shalat saat itu?” Rasulullah SAW menjawab “tidak” dan Jibril berkata lagi “kamu shalat di Bethlehem tempat kelahiran Nabi Isa”. Demikian potongan hadits tersebut:

ثم قال لي انزل فصل فنزلت وصليت فقال لي اتدري اين صليت ؟ فقلت لا، قال صليت في بيت لحم بناحية بيت المقدس، حيث ولد عيسى بن مريم عليه السلام ثم ركبت فمضينا

Hadits di atas membuktikan betapa Allah dan Rasul-Nya menghormati tanah kelahiran Nabi Isa AS sebagai Nabi Allah SWT. Sekaligus juga menunjukan kesadaran beliau akan arti sebuah sejarah bagi kehidupan umat manusia.

Demikian pula Allah SWT merahmati hari hari kelahiran Nabi Isa dengan kesejahteraan sebagaimana temaktub dalam surat Maryam ayat 33.

وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ

“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan” (Maryam: 33)

Jikalau Allah swt memberkati hari kelahiran Nabi Isa as, bukankah berarti hari kelahiran Rasulullah saw lebih diberkati dan dilimpahi kesejahteraan? Sesungguhnya semua hari itu sama, diciptakan dan ditentukan oleh Allah SWT, oleh karenanya Allah berhak memuliakan dan meng-istimewakan hari-hari pilihan-Nya. Hal ini dapat dibuktikan dalam beberapa ayat dalam al-Qur’an dimana Allah  dengan TEGAS menentukan nilai dari hari-hari (ayyam) tersebut. Diantaranya dalam Surat Ibrahim ayat 5 dan al-Jatsiyah ayat 14

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآياتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah”” (Ibrahim: 5)

قُلْ لِلَّذِينَ آمَنُوا يَغْفِرُوا لِلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ أَيَّامَ اللَّهِ لِيَجْزِيَ قَوْمًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (al-Jasiyah: 14).

Alasan KEDUA,bertolak dari kisah Abu Lahab, paman Rasulullah SAW yang memerdekakan budaknya bernama Tsuwaibah al-Aslamiyyah pada hari kelahiran Rasulullah SAW. Begitu girangnya Abu Lahab atas kelahiran keponakannya yang bernama Muhammad SAW, sehingga ia memerdekakan Tsuwaibah al-Aslamiyyah yang sekaligus berlaku sebagai orang pertama yang menyusui Muhammad SAW.

Walaupun dalam Surat al-Lahab, Allah SWT telah memfonisnya sebagai orang yang celaka di dalam neraka, tetapi berkat rasa girangannya semasa hidup atas kelahiran Muhammad SAW, ia pun mendapatkan syafaat setiap hari senin dengan merasakan kesejukan. Begitulah diceritakan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wan Nihayah halaman 272-273.

Cerita Ibnu Katsir ini juga termuat dalam hadits shahih Bukhari “sesungguhnya Abu Lahab berkata kepada saudaranya Abbas di dalam mimpinya: “sungguh dia telah meringankan penderitaanku setiap hari senin””.

Begitu pentingnya riwayat ini sehingga al-Hafidz Syamsyuddin bin Nashiruddin ad-Dimasyqi dalam kitabnya Mawridus Shadi fi Maulidil Hadi menuturkan:

“Jikalau seorang kafir ini telah dicela dengan ‘tabbat yada…’ yang kekal di neraka.Telah diringankan setiap hari Senin karena bergembira dengan kelahiran Muhammad. Maka, apa yang kira-kira akan dianugerahkan kepada hamba yang selalu berbahagia dengan kelahiran Rasul-Nya selama hayat hingga meninggal dalam Islam?”

Tuh, kira-kira apa yang bakalan didapat warga NU yang selalu memperingati Maulid Nabi bahkan setiap malam Jum’at juga memperingatinya? Insya Allah keberkahan yang tidak ternilai tentu saja.

Alasan KETIGA mengapa harus memperingati hari Maulid adalah bahwa Rasulullah SAW sendiri mementingkan berpuasa pada hari tersebut. Yaitu setiap hari senin seperti yang diriwayatkan oleh Abi Qatadah dalam Imam Muslim;

عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اْلِاثْنَيْنِ ؟ فَقاَلَ ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ اَوْ اٌنْزلَ عَلَيَّ فِيْهِ

“Dari Abu Qotadah R.A, sesungguhnya Rosululullah SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab: "Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu"”. (HR Muslim)

Sabda ”yauma wulidtu fihi (itu adalah hari aku dilahirkan)” adalah kalimat yang MENEKANKAN betapa hari tersebut sangatlah berharga bagi Rasulullah SAW, sehingga beliau berpuasa di hari itu. Meskipun tidak ada perintah langsung dari Rasulullah mengenai penghormatan tersebut, tetapi bagi umat yang TAHU DIRI tentunya hadits tersebut telah LEBIH DARI cukup untuk menjadi tanda.

Alasan KEEMPAT adalah bahwa Rasulullah SAW sangat mementingkan nilai kesejarahan sebuah kejadian. Sebagaimana beliau sadari bahwa waktu tidak mungkin kembali lagi. Manusia hanya bisa mengingat momentum tersebut dan menjadikannya sebagai “ibroh” pelajaran di masa kini dan masa depan. Oleh karena itulah Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa di hari 10  bulan Muharram (asyuro’) untuk memperingati kemenangan Nabi Musa AS atas Raja Fir’aun. Demikian tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas Radiyallahu ‘anhu dalam Shahih Bukhari No. 1900,

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Tatkala Nabi Shallallahu’alaihi wasallam datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘Alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi).” Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. [HR Al Bukhari]

Kesadaran Rasulullah SAW atas pentingnya nilai sejarah haruslah kita teladani. Diantara bukti peneladanan tersebut tentu saja dengan mengadakan peringatan maulid Nabi kita sendiri.

Alasan KELIMA adalah sebuah hadits yang dijadikan landasan oleh as-Suyuthi dalam kitabnya Husnul Maqashid fi ‘Amalil Maulid bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW mengakikahkan dirinya setelah menerima wahyu kenabian. Padahal telah diriwayatkan bahwa Abdul Muthallib, sang kakek Rasulullah itu, telah mengakikahkannya pada hari ke tujuh setelah kelahirannya, sedangkan akikah tidak perlu diulang dua kali. Oleh karena itu, menurut As-Suyuthi hadits ini memiliki makna lain bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakannya sebagai rahmat bagi seluruh alam serta penghormatan untuk semua umatnya. Sebagaimana beliau bershalawat atas dirinya sendiri. Oleh sebab itu, kita juga disunnahkan untuk memperlihatkan rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW dengan berkumpul sesama saudara, kawan, memberi makan fakir miskin serta bentuk-bentuk peringatan lain yang menunjukkan kebahagiaan.

Alasan KEENAM adalah keterangan dari beberapa hadits yang mengistimewakan hari Jum’at sebagai hari kelahiran Nabi Adam AS. Hal ini bisa dijadikan qiyas (analogi) kemuliaan hari kelahiran Rasulullah SAW. Dalam sunan at-Turmudzi hadits no. 491, Rasulullah SAW menyatakan bahwa:

خيريوم طلعت فيه الشمس يوم الجمعة فيه خلق أدم

“Hari yang paling mulia adalah hari Jum’at, hari diciptakannya nabi Adam”.
Begitu juga yang diriwayat an-Nasa’ai dan Abu Daud dengan sanad Sahih bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة فيه خلق أدم وقبض وفيه النفخة وفيه الصعقة فأكثروا علي من الصلاة فيه فإن صلاتكم معروضة علي

“Sesungguhnya hari yang paling mulia diantara hari-hari kalian adalah hari jum’at. Pada hari itulah Adam diciptakan, diwafatkan, ditiupkan ruh dan dibangkitkan. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku (kepada Rasulullah saw) pada hari itu. Sesungguhnya shalawat kalian akan sampai padaku…”

Sebenarnya objek kajian dalam dua hadits di atas tidak sekedar keistimewaan hari Jum’at tetapi momentum yang termuat di dalamnya yaitu hari kelahiran, hari kewafatan dan hari kebangkitan Nabi Adam AS sebagai bapak manusia. Dengan kata lain, kemuliaan dan keagugan itu sama sekali tidak mengacu pada hari itu sendiri. Melainkan pada apa yang pernah terjadi pada hari itu. Dengan demikian, ia bisa diperingati berulang-ulang, baik setiap minggu, atau setiap tahun sebagai wujud rasa syukur kepada Allah ata nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Jadi jelas kan kenapa orang NU membaca Maulid seperti barzanji, dhiba’, dll setiap malam jum’at? Ya karena kita memperbanyak sholawat di malam Jum’at. Karena hadits di atas pun mengatak demikian.

Selaras dengan hal itu adalah alasan KETUJUH yang mengambil pelajaran dari kisah para nabi (Nabi Yahya, Nabi Isa, dan Maryam ) yang diceritakan dalam Al-Qur’an dengan tujuan meneguhkan hati Rasulullah SAW sebagai seorang rosul. Sebagaimana disebutkan dalam surat Hud ayat 120:

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu.”

Artinya, kisah-kisah Nabi yang diceritakan Allah swt kepada Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an sebenarnya bertujuan untuk menguatkan hati Rasulullah SAW. Maka kisah tentang kehidupan Rasulullah SAW (sirah nabi) yang disebut-sebut dalam acara maulidurrasul berfungsi sebagai peneguh hati (kita) umatnya. Bukankah hal ini sebuah kebaikan dan perlu dilestarikan? Sekali lagi tahu kan kenapa kami orang NU selalu dan selalu memperingati Maulid gak cuma setiap tahun, tapi SEPANJANG tahun?

Alasan KEDELAPAN adalah alasan yang bersifat sosiologis. Peringatan Maulid Nabi merupakan wasilah untuk melaksanakan berbagai macam kebaikan, apalagi tradisi masyarakat kita yang selalu melaksanakan bersama-sama. Secara otomatis hal ini akan menambah syiar agama Islam itu sendiri sebagaimana dengan shalat Jum’ah. Dan lebih dari itu perkumpulan ini selalu menuntut berbagai macam kegiatan yang baik-baik. Sebut saja pengajian, majlis ta’lim, berdzikir, bersedekah dan yang pasti adalah membaca shalawat dan menutur cerita kehidupan Rasululllah SAW. Seperti yang diperintahkan oleh Allah swt dalam Surat al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu sekalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan makna ayat tersebut bahwa Allah SWT menunjukkan kepada manusia derajat tingginya Rasulullah SAW, sehingga Allah SWT membacakan shalawat kepadanya. Dan memerintahkan semua manusia dan juga para malaikat untuk bershalawat juga.
Perintah bershalawat kepada Rasulullah SAW dan bukanlah sesuatu yang dilarang bahkan Rasulullah SAW memperbolehkannya. Demikian yang diceritakan oleh sebuah hadits sebagaimana disebut dalam shahih al-Bukhari yang diriwayatkan oleh Salmah bin al-Akwa’:

“Kami berperang bersama Rasulullah SAW dalam perang Khaibar. Saat itu kami berangkat pada malam hari. Lalu ada seorang lelaki berkata kepada Amir bin Akwa’ “maukah kamu memperdengarkan kepada kami bait-bait syairmu?” Amir adalah seorang penyair. Lalu dia tinggal beberapa waktu dan bersyair:

Tidak kami maupun mereka akan mendapatkan petunjuk jika bukan karenamu
Tidak juga kami akan bersedekah atau bersembahyang
Maka maafkanlah kami ketika membelamu
Dan tetapkanlah kaki kami ketika bertemu musuh
Berikanlah ketenangan atas kami
Sungguh jika kami diseur, kami akan datang

Itu menunjukkan bahwa sholawat kepada Nabi yang bermacam-macam bentuknya seperti sekarang itu sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW dulu. Sama seperti sholawat yang dilantunkan kaum Anshor ketika menyambut kedatangan Nabi. Anehnya kenapa ada orang-orang yang bilang kalau sholawat itu Bid’ah bahkan Dlolalah? Pfffffffttt. Gimana ya gue ngomongnya, pakai otak dong bung kalau ngomong!

Alasan KESEMBILAN adalah Surat Yunus ayat 58 yang berbunyi

قل بفضل الله وبرحمته وبذلك فليفرحوا هو خير مما يجمعون

“Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan.” (Yunus: 58)

Apakah yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat di atas? Apakah bentuk rahmat itu? Para mufassir berbeda pendapat mengenai hal ini. Namun dalam ulumul qur’an diterangkan bahwa menafsirkan ayat dengan ayat al-Qur’an yang lain merupakan bentuk penafsiran yang paling kuat. Karenanya as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur menafsirkan kata rahmat dengan Surat al-Anbiya ayat 107:
وماأرسلناك إلا رحمة للعالمين

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (al-Anbiya: 107)

Sebagaimana dikutip dari Ibnu Abbas:

وأحرج أبو الشيخ عن ابن عباس فى الأية قال: فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه وسلم : قال الله (وما أرسلنك إلا رحمة للعالمين)

“Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah SWT adalah ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muahammad SAW. Allah SWT telah berfirman (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam)” (al-Anbiya: 107)

Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah SAW memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yang berbunyi “hendaklah mereka bergembira” secara otomatis memerintahkan kepada umat muslim menyambit gembira atas rahmat tersebut. bukankah ini alasan yang sangat penting mengapa kita harus bergembira menyambut maulidurrasul?

Sedangkan alasan yang KESEPULUH pentingnya memperingati maulidurrasul adalah tidak adanya hukum yang jelas-jelas MELARANGNYA. Meskipun melaksanakan peringatan maulid juga bukanlah termasuk ibadah tauqifiyah. Namun peringatan ini seringkali menjadi wahana mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang tentu saja sangat dianjurkan.

Oleh karena itu, jika kacamata syari’at mengategorikan berbagai macam praktek ibadah menjadi dua yaitu yang disenangi dan dibenci, maka memperingati hari Maulid dapat dikategorikan sebagai ibadah yang disenangi syariat.

Demikianlah sepuluh alasan mengapa umat muslim perlu memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW yang dijabarkan oleh Omar Abdullah Kamel dalam kitabnya Kalimatun Hadi’atun fil Bid’ah, Kalimatun Hadi’atun fil Ihtifal bi Maulid, Kalimatun Hadi’atun fil Istighatsah.

Oke sekian dulu tulisan gue kali ini. Panjang banget bin ngkloter-ngkloter emang, tapi insya Allah bermanfaat. Semoga bagi kita, khususnya orang NU, yang memang selama ini sudah memperingati Maulid Nabi, semoga kita semakin yakin dan semakin bersemangat dalam menjalankannya. Bagi lo yang masih ragu atau belum yakin dengan peringatan Maulid Nabi, semoga dengan membaca ini lo bisa yakin untuk memperingati kelahiran Nabi besar junjungan kita ini.

Sekian dari gue. Wallahul muwafiq ila aqwamiththoriq, tsummassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.